Anak Kecil dan Babysitter Turun, Bertrand Antolin Ungkap Cerita Rombongan Sirine Depan Mal

Anak Kecil dan Babysitter Turun, Bertrand Antolin Ungkap Cerita Rombongan Sirine Depan Mal

Bertrand Antolin mengungkap pengalaman mengejutkan saat menyaksikan iringiringan kendaraan yang menggunakan sirene di depan mal Pacific Place, Jakarta, pada Minggu lalu. Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, artis tersebut mengkritik keras tindakan arogansi pengguna jalan yang memanfaatkan sirene bukan untuk kepentingan darurat, melainkan demi kepentingan pribadi.

Dalam video yang dibagikannya, Bertrand menjelaskan bahwa ia awalnya mengira kendaraan pengawalan tersebut membawa pejabat atau tokoh penting. Namun, saat rombongan berhenti depan mal elite itu, ia terkejut karena yang turun hanya seorang anak kecil bersama babysitternya. Kejadian ini membuatnya geram dan bingung, sebab fasilitas khusus tersebut seharusnya tidak disalahgunakan untuk hal yang tidak mendesak.

Bertrand menyatakan, “Ngapain coba, depan Pacific Place ada ‘tot tot tot tot’?” dengan nada heran. Ia menilai penggunaan sirene ini sangat tidak pantas dan hanya mencerminkan kesombongan pengemudi atau penumpang mobil tersebut. Ia menduga anak kecil itu mungkin hendak bermain ke Kidzania yang berada di mal tersebut, sehingga penggunaan pengawalan sirene sangat berlebihan dan tidak masuk akal.

Penggunaan Sirene untuk Kepentingan Pribadi: Masalah Berulang

Fenomena penyalahgunaan sirene bukan hal baru di ibu kota. Banyak pengemudi kendaraan mewah atau rombongan tertentu yang menggunakan sirene untuk mempercepat perjalanan mereka di jalan, meski tidak dalam situasi darurat atau membawa petugas resmi negara. Hal ini menimbulkan kemacetan dan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan lain.

Menurut peraturan lalu lintas di Indonesia, penggunaan sirene hanya diperbolehkan untuk kendaraan dinas tertentu, seperti ambulans, pemadam kebakaran, polisi, atau pejabat negara saat menjalankan tugas resmi. Penggunaan oleh pihak pribadi tanpa alasan jelas menjadi pelanggaran dan berpotensi dikenakan sanksi hukum.

Dampak Negatif Penggunaan Sirene yang Tidak Tepat

  1. Mengganggu kenyamanan dan ketertiban lalu lintas.
  2. Membahayakan keselamatan pengguna jalan lain.
  3. Menimbulkan citra arogansi dan ketidakadilan sosial.
  4. Memicu kemacetan akibat pengguna jalan lain memberikan jalan secara tibatiba.

Bertrand Antolin, selaku figur publik yang sering mewakili suara masyarakat, menegaskan pentingnya kesadaran bersama untuk tidak menyalahgunakan fasilitas pengawalan atau sirene demi kepentingan pribadi. Menurutnya, sikap tersebut hanya menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap sesama dan hukum.

“Siapa sih? Anak kecil sama babysitter turun. Mau ngapain coba? Mohon maaf, bocah kecil main ke Pacific Place, paling ke Kidzania kali ya. Dan pakai ‘tot tot tot tot tot’,” ujar Bertrand dengan nada kritik yang tegas dan disertai kejengkelan.

Pesan untuk Pengguna Jalan dan Pengendara

Kejadian ini membuka mata publik bahwa masih ada oknum yang tidak peka terhadap aturan dan etika berlalu lintas. Penggunaan sirene harus benarbenar diprioritaskan untuk situasi genting yang menyangkut nyawa atau keamanan nasional. Masyarakat diharapkan lebih sadar dan tidak memberikan toleransi bagi perilaku semacam ini.

Otoritas kepolisian dan pengelola lalu lintas di Jakarta juga diharapkan dapat mengetatkan pengawasan terhadap penggunaan sirene dan pengawalan kendaraan supaya tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Penegakan hukum yang tegas akan menjadi langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang.

Dengan meningkatnya kesadaran dan pengawasan, diharapkan arus lalu lintas di sekitar pusat perbelanjaan dan kawasan elit menjadi lebih tertib. Masyarakat pun dapat menjalani aktivitas seharihari tanpa terganggu oleh arogansi sebagian pengguna jalan yang tidak mengindahkan aturan.