BTN Beberkan Siasat”BTN Beberkan Siasat Pertebal Dana Murah Jelang Paruh Kedua 2025

BTN Beberkan Siasat”BTN Beberkan Siasat Pertebal Dana Murah Jelang Paruh Kedua 2025

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) berkomitmen untuk memperkuat strategi penghimpunan dana murah pada paruh kedua tahun 2025. Melalui pendekatan yang terfokus dan berbasis eksekusi di lapangan, perseroan berupaya untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berasal dari segmen ritel. Hingga akhir Mei 2025, DPK segmen ritel BTN sudah mencapai Rp65,65 triliun, atau sekitar 93,5% dari target untuk semester berjalan.

Direktur Network & Retail Funding BTN, Rully Setiawan, menjelaskan bahwa kontribusi terbesar pada DPK saat ini masih didominasi oleh tabungan institusi. Namun, mereka melihat potensi pertumbuhan yang signifikan di sektor tabungan ritel individu, khususnya dari tabungan transaksional. Rully menargetkan untuk menghimpun dana ritel sekitar Rp3 triliun per bulan, tidak termasuk dari sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mulai Juli 2025 dan diharapkan pertumbuhannya dapat konsisten.

Dalam menghadapi tantangan untuk meningkatkan DPK, BTN juga menargetkan pertumbuhan DPK secara keseluruhan sekitar 2% di atas pertumbuhan kredit. Untuk mencapai ini, mereka menerapkan pengelolaan terpusat dari semua jenis simpanan, baik itu tabungan, giro, maupun deposito, ke dalam divisi khusus yang fokus pada pendanaan ritel.

Strategi Penguatan Dana Murah

Rully menekankan pentingnya memperkuat fokus pada penghimpunan dana murah yang berkelanjutan. Pengelolaan yang efisien dari sisi biaya dana atau cost of fund menjadi salah satu prioritas utama. BTN telah mengidentifikasi tiga area strategis untuk mencapai target ini:

  1. Potensi Nasabah UMKM dan Payroll: BTN akan menggarap segmen nasabah UMKM dan nasabah penggajian dengan memanfaatkan pemetaan nasional yang telah dilakukan oleh unit kerja di lapangan.

  2. Bisnis Lokal di Sekitar Kantor Cabang: BTN berkomitmen untuk memaksimalkan potensi bisnis lokal, terutama dari sektor properti, pendidikan, dan kesehatan, untuk meningkatkan DPK.

  3. Penguatan Hubungan dengan Nasabah Eksisting: BTN fokus pada peningkatan kepemilikan produk di kalangan nasabah yang sudah ada, terutama yang terkait dengan bisnis intinya dalam ekosistem perumahan. Integrasi layanan digital lewat “Bale by BTN” juga akan diprioritaskan.

Selain itu, BTN berencana untuk meluncurkan bisnis Private Banking, yang ditujukan untuk segmen pelanggan dengan minimum rekening Rp15 miliar. Strategi ini diharapkan bisa mendongkrak pendanaan, mengingat potensi pasar yang masih sangat besar untuk segmen tersebut.

Menjawab Tantangan Likuiditas

Rully menegaskan bahwa langkahlangkah yang diambil oleh BTN bukan hanya berfokus pada pencapaian angka semata. Lebih dari itu, tujuan utama adalah membangun struktur pendanaan yang kokoh dan efisien, guna menghadapi tantangan likuiditas dan dinamika industri perbankan hingga akhir tahun. Dengan pendekatan yang terukur ini, BTN optimis bahwa mereka dapat mencapai pertumbuhan dana murah yang sehat dan berkelanjutan.

Inisiatif yang diambil oleh BTN menunjukkan komitmen mereka untuk terus beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan memperkuat posisi mereka dalam industri perbankan. Dengan strategi yang terstruktur dan fokus pada eksekusi di lapangan, BTN berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan sektor keuangan di Indonesia.

Dengan langkahlangkah strategis yang dicanangkan, BTN diharapkan mampu tidak hanya mencapai target keuangan, tetapi juga memperkuat posisi sebagai lembaga yang andal dalam menghimpun dana murah, yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.