Catat Perusahaan Terkait Ekonomi Genosida Israel di Palestina: Fakta dan Dampak

Catat Perusahaan Terkait Ekonomi Genosida Israel di Palestina: Fakta dan Dampak

Dewan Hak Asasi Manusia PBB barubaru ini mendapatkan sorotan atas laporan yang membongkar keterlibatan perusahaanperusahaan internasional dalam mendukung genosida Israel terhadap warga Palestina. Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB, menjelaskan bahwa sejumlah perusahaan dari berbagai negara, baik dari Amerika Serikat, Meksiko, Tiongkok, Jepang, Italia, maupun Korea Selatan, terlibat dalam apa yang disebut sebagai “ekonomi genosida.” Laporan tersebut hadir dalam konteks meningkatnya ketegangan pascainsiden besar pada Oktober 2023 yang mengguncang wilayah tersebut.

Salah satu perusahaan dalam sorotan adalah Lockheed Martin, yang memimpin program pengadaan jet tempur F35 untuk militer Israel. Program ini melibatkan lebih dari 1.600 perusahaan, termasuk Leonardo S.p.A dari Italia. Data menunjukkan bahwa F35 dan F16 digunakan secara aktif dalam serangan yang mengakibatkan 85.000 ton bom dijatuhkan di Gaza, mengakibatkan lebih dari 179.411 korban jiwa dan lukaluka di kalangan warga Palestina.

Keterlibatan dalam Persenjataan

Perusahaan Elbit Systems dan Israel Aerospace Industries (IAI) dikenal sebagai penyedia utama drone yang digunakan oleh militer Israel. Dalam dua dekade terakhir, teknologi dan intelijen dari perusahaan ini telah menjadi bagian integral dari strategi militer Israel. Pemasok seperti FANUC Corporation dari Jepang juga berperan dengan menyediakan mesin robotik yang mendukung produksi senjata. Sebagai hasilnya, belanja militer Israel diproyeksikan melonjak hingga 65%, mencapai US$46,5 miliar pada 2024, salah satu yang tertinggi secara global.

Peran Teknologi dalam Pengawasan

Di bidang teknologi, IBM telah beroperasi di Israel sejak tahun 1972, berkontribusi pada pengembangan basis data yang memungkinkan pengumpulan data biometrik warga Palestina. Sebelumnya, Hewlett Packard Enterprises (HPE) juga terlibat dalam pengelolaan data ini, menyediakan sistem yang mendukung kebijakan perizinan diskriminatif Israel. Selain itu, Microsoft telah memperkuat kehadirannya di Israel sejak 1991 dan terlibat langsung dalam sistem keamanan siber yang berkaitan dengan militer.

Kontrak senilai US$1,2 miliar antara Israel dengan perusahaan besar seperti Google dan Amazon menunjukkan betapa krusialnya teknologi informasi dalam konteks militer. Proyek Nimbus, misalnya, memperluas akses Israel ke teknologi awan yang mendukung operasi pengawasan dan analisis data.

Peralatan Berat dan Konsekuensinya

Perusahaan seperti Caterpillar Inc. menyediakan peralatan berat yang digunakan untuk menghancurkan infrastruktur Palestina. Buldoser D9 dari CAT dikenal sebagai alat bantu utama dalam operasi militer yang melibatkan pembersihan wilayah dan penghancuran rumahrumah warga. Sejak Oktober 2023, terdapat laporan mengenai penggunaan peralatan ini untuk melakukan demolisi besarbesaran terhadap infrastruktur esensial dan tempat tinggal, yang menambah daftar panjang kerugian manusia dan material bagi rakyat Palestina.

Sektor Energi dan Pangan

Dalam sektor energi, perusahaanperusahaan seperti Chevron dan BP terus berinvestasi di ladang minyak dan gas yang dieksploitasi secara ilegal. Di sektor pangan, Tnuva, konglomerat susu terbesar Israel, mencatat peningkatan signifikan dalam ketergantungan Palestina pada produk mereka, di tengah perang yang menghancurkan industri lokal.

Keterlibatan Perusahaan Keuangan

Di dunia keuangan, perusahaan seperti BNP Paribas dan Barclays berkontribusi dalam stabilitas ekonomi Israel meskipun terdapat krisis. Para investor, termasuk Blackrock dan Vanguard, telah memasukkan miliaran dolar dalam investasi yang berhubungan dengan perusahaanperusahaan di kawasan tersebut, menunjukkan jalinan erat antara sektor ekonomi dan praktik diskriminatif di wilayah konflik.

Perusahaanperusahaan ini tidak hanya terlibat dalam perdagangan dan investasi, tetapi juga sangat berperan dalam memfasilitasi dan memperkuat kebijakan militer dan keamanan yang merugikan warga Palestina. Mewakili kerjasama satu arah antara korporasi global dan militer Israel, laporan ini menggambarkan lebih dari sekadar ekonomi; ini adalah tentang dampak kemanusiaan yang dihasilkan dari tindakan yang secara langsung berkaitan dengan genosida dan pendudukan. Hal ini menimbulkan pertanyaan moral bagi investor dan konsumen di seluruh dunia tentang peran yang mereka mainkan dalam konflik yang telah berlangsung lama ini.