Fenomena gerhana bulan total (GBT) mulai dapat disaksikan oleh masyarakat Indonesia pada malam ini, Minggu tanggal 7 September 2025. Peristiwa langit yang menarik ini berlangsung selama beberapa jam dan berhasil diamati dari sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta. Gerhana bulan total adalah fenomena ketika Bulan berada tepat di balik bayangan utama Bumi sehingga tampak gelap dan memancarkan warna merah khas.
Berdasarkan data dari Observatorium Bosscha yang melakukan siaran langsung melalui platform Youtube, fase awal gerhana bulan sebagian tercatat mulai terlihat pada pukul 23.49 WIB. Setelah itu, puncak gerhana total terjadi pada pukul 00.41 WIB pada tanggal 8 September 2025, dan gerhana berakhir sepenuhnya pada pukul 01.51 WIB. Durasi total fenomena ini berkisar lebih dari dua jam.
Proses Terjadinya Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi ketika posisi Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus atau sejajar. Pada saat itu, bayangan inti Bumi, yang disebut umbra, menutupi seluruh permukaan Bulan. Hal ini menyebabkan Bulan tidak memantulkan langsung cahaya Matahari, melainkan hanya menerima cahaya yang melewati atmosfer Bumi yang membiaskan dan menyaring warnawarna tertentu. Akibatnya, Bulan terlihat merona kemerahan, yang sering disebut sebagai “Bulan darah” (Blood Moon).
Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana bulan total aman untuk diamati secara langsung tanpa menggunakan alat bantu seperti kacamata khusus. Oleh sebab itu, fenomena ini sangat dinantikan oleh masyarakat umum maupun para penggemar astronomi.
Pengamatan dan Kondisi Cuaca
Fenomena gerhana bulan total kali ini dapat diamati dengan jelas di wilayah yang memiliki cuaca cerah. Beberapa daerah di Indonesia dilaporkan mendukung pengamatan ini dengan langit yang relatif bebas awan. Namun, BMKG sebelumnya memperkirakan bahwa beberapa wilayah seperti Sulawesi Tengah mungkin berawan saat fenomena berlangsung, sehingga pengamatan di daerah tersebut bisa kurang optimal.
Masyarakat juga dilengkapi dengan kemudahan untuk menyaksikan proses gerhana melalui siaran langsung dari beberapa observatorium, seperti Bosscha, yang menyediakan akses streaming sehingga mereka yang tidak dapat mengamati secara langsung tetap dapat menyimak fenomena ini.
Antusiasme Masyarakat
Fenomena gerhana bulan total selalu menjadi atraksi langit yang ditunggutunggu. Selain bentuknya yang menakjubkan, gerhana bulan total juga memiliki makna budaya dan spiritual di berbagai kelompok masyarakat. Beberapa warga bahkan mengadakan aktivitas khusus, seperti salat atau doa bersama saat fenomena berlangsung.
Gerhana yang terjadi malam ini menambah daftar peristiwa astronomi yang bisa diamati oleh penduduk Indonesia sepanjang tahun 2025. Kejadian semacam ini juga menjadi momen edukasi untuk memperkenalkan ilmu pengetahuan dan astronomi pada khalayak luas.
Jadwal Penting Gerhana Bulan Total 78 September 2025 di Indonesia
- Awal fase gerhana sebagian: 23.49 WIB
- Puncak gerhana total: 00.41 WIB
- Berakhirnya gerhana: 01.51 WIB
Fenomena gerhana bulan total yang bisa dinikmati malam ini bukan hanya sekadar suguhan visual yang indah, tetapi juga kesempatan berharga untuk memahami lebih jauh tentang dinamika alam semesta. Para astronom dan pengamat langit diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperdalam penelitian dan pengamatan mereka.
Meski berlangsung di tengah malam, banyak kalangan yang bersemangat untuk mengabadikan dan merekam momen langka ini. Gerhana bulan total merupakan pengingat akan keteraturan alam dan posisi Bumi dalam sistem tata surya yang terus berputar.
Masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena ini diimbau untuk mencari lokasi dengan pemandangan langit terbuka dan bebas dari polusi cahaya agar dapat menikmati gerhana dengan optimal. Dengan observasi langsung maupun melalui media siaran, gerhana bulan total malam ini akan menjadi bagian dari catatan momen astronomi penting di Indonesia.





