Cuaca ekstrem masih melanda wilayah Jawa Tengah, dengan fenomena gelombang tinggi dan rob yang berdampak pada aktivitas masyarakat, terutama di daerah pesisir. Dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi terjadi di perairan selatan dan utara, dengan ketinggian mencapai 4 meter di perairan selatan, dan 2,5 meter di lokasi seperti Karimunjawa, Jepara, dan PatiRembang.
Cuaca di Jawa Tengah mengalami perbaikan, namun tetap disertai dengan potensi hujan ringan. Hujan ini lebih mungkin terjadi di daerah pesisir selatan, pegunungan tengah, dan dataran tinggi. Masyarakat diminta untuk tetap waspada saat melakukan aktivitas di perairan, terutama mengingat adanya kecepatan angin yang dapat mencapai 15 knot, yang dapat berisiko pada keselamatan pelayaran.
Menurut Sediyanto, Prakirawan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang, kondisi ini diharapkan tidak mengganggu aktivitas seharihari, namun tetap menekankan pentingnya kewaspadaan. “Gelombang tinggi berlangsung di perairan, berisiko terhadap kegiatan pelayaran,” ungkapnya. Hal ini semakin diperparah oleh kondisi air laut yang pasang, sehingga tingginya rob di perairan utara telah menimbulkan dampak negatif seperti banjir rob di sejumlah daerah Pantura Jawa Tengah, termasuk Pekalongan, Semarang, dan Demak.
Dari hasil pengamatan, air laut pasang (rob) terjadi sekitar pukul 11.0015.00 WIB. Ketinggian rob diperkirakan mencapai 1 meter, mengakibatkan genangan air yang memengaruhi infrastruktur dan aktifitas masyarakat setempat. Agus Triyono, Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, menambahkan bahwa meski cuaca di Jawa Tengah hari ini menunjukkan perbaikan, ada beberapa daerah yang masih berpeluang mendapat hujan ringan, seperti Cilacap, Kebumen, dan Purworejo.
Kondisi angin yang bertiup dari arah timur ke selatan dengan kecepatan 525 kilometer per jam juga mengonfirmasi bahwa meski cuaca menunjukkan sedikit peningkatan, masyarakat tetap diimbau untuk berhatihati, terutama dalam berlayar di perairan yang berisiko. “Suhu udara saat ini berkisar antara 18 hingga 34 derajat Celsius dengan kelembaban antara 5090 persen,” kata Agus.
Pihak berwenang terus memantau perkembangan cuaca dan fenomena gelombang tinggi ini. Masyarakat diharapkan untuk mematuhi informasi cuaca yang diberikan oleh BMKG dan selalu siap siaga dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara tibatiba. Mengingat dampak yang dihasilkan oleh rob ini, pemerintah lokal di beberapa daerah juga sudah mengeluarkan langkahlangkah tanggap darurat untuk meminimalisir risiko terhadap warga dan aset infrastruktur.
Dengan peringatan ini, diharapkan warga yang tinggal atau bekerja di dekat perairan bisa lebih berhatihati dan menjaga keselamatan diri, terutama saat melakukan aktivitas di laut atau pesisir. Konsultasikan pula dengan petugas terkait agar tetap mendapatkan informasi terkini seputar kondisi cuaca dan kelayakan beraktivitas di area tersebut.
Fenomena alam ini menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan yang baik terhadap faktor cuaca yang dapat memengaruhi hidup dan kehidupan seharihari. Warga diharap tetap memperhatikan perkembangan cuaca, khususnya di daerah pantai yang rentan terhadap gelombang tinggi dan rob yang bisa berbahaya jika tidak ditangani secara cepat.





