Gerakan Tanam Cabai Jadi Strategi TPID Kota Malang Tekan Inflasi Akhir Tahun

Gerakan Tanam Cabai Jadi Strategi TPID Kota Malang Tekan Inflasi Akhir Tahun

Kedungkandang () – Dalam upaya menekan laju inflasi, khususnya dari komoditas hortikultura, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan penanaman cabai di wilayah Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Jumat (7/11/2025).

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang melakukan penanaman cabai di wilayah Kelurahan Lesanpuro

Wahyu menyampaikan bahwa gerakan penanaman cabai ini merupakan langkah antisipatif terhadap naiknya harga cabai dalam beberapa pekan terakhir.

“Hari ini a bersama tim TPID menanam cabai sejumlah 3.000 bibit bantuan dari Bank Indonesia. Area lahan yang disiapkan untuk cabai ini di Kecamatan Kedungkandang ada 40 hektare,” jelasnya.

Wahyu menambahkan, pengendalian harga tidak hanya dilakukan melalui peningkatan produksi lokal, tetapi juga dengan memperkuat kerja sama antar daerah untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga cabai di pasaran.

“Kenapa kita fokuskan ke cabai, karena kita melihat dari beberapa minggu terakhir harga cabai sedang tinggi. Ini perlu kita antisipasi agar kita bisa menekan harga jual cabai dan kembali ke kondisi normal,” terang Wahyu.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi menjelaskan bahwa gerakan tanam cabai ini menjadi strategi TPID untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga menjelang akhir tahun, saat permintaan masyarakat cenderung meningkat.

“Bulan Oktober hingga Desember permintaan cabai biasanya meningkat dan berdampak pada kenaikan harga. Karena itu, TPID Kota Malang berinisiatif memperkuat produksi lokal di lahanlahan tadah hujan, salah satunya di wilayah Kedungkandang,” ujarnya.

Slamet menjelaskan, lahanlahan cabai di Kecamatan Kedungkandang tersebar di beberapa kelurahan, antara lain Buring, Wonokoyo, Lesanpuro, Madyopuro, Cemorokandang, Tlogowaru, dan Bumiayu, dengan total luasan sekitar 40 hektare.

Selain di wilayah Kedungkandang, penanaman cabai juga dilakukan di Kelurahan Merjosari seluas 20 hektare, yang terdiri atas cabai besar dan cabai kecil.

“Produksi cabai ini akan mendukung kebutuhan Kota Malang. Pohon cabai bisa dipanen hingga 12 kali, dan hasil panen sebelumnya mencapai sekitar 3.000 ton untuk wilayah Kota Malang,” pungkasnya.

Pemkot Malang juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan pengendalian inflasi dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah melalui urban farming, sehingga kebutuhan cabai rumah tangga dapat terpenuhi sekaligus membantu menjaga stabilitas harga di pasaran. (yul/fif)