Para pemimpin Uni Eropa, kecuali Hungaria, secara tegas menyatakan dukungan penuh kepada Ukraina menjelang pertemuan penting Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska. Pernyataan ini menegaskan komitmen Eropa untuk mendukung hak Ukraina menentukan masa depannya secara bebas, di tengah ketegangan yang masih berlangsung di wilayah Donbas.
Dukungan Uni Eropa untuk Kebebasan Ukraina
Uni Eropa menegaskan bahwa proses negosiasi damai hanya dapat berjalan efektif jika ada gencatan senjata atau setidaknya pengurangan serangan di medan konflik, dengan adanya jaminan keamanan yang melindungi kepentingan vital Ukraina dan Eropa. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, bahkan mengusulkan agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diikutsertakan dalam pertemuan yang akan digelar di Alaska tersebut, guna memastikan suara Ukraina terdengar dalam pembicaraan bersama Rusia dan Amerika Serikat.
Kekhawatiran Eropa terhadap Hasil Pertemuan
Sementara Trump melabeli pertemuan dengan Putin sebagai kesempatan untuk “menakar sikap” dan tidak memberikan jaminan kemungkinan tercapainya kesepakatan, kekhawatiran muncul di Eropa mengenai potensi Trump menyepakati deklarasi bersama yang dianggap memihak Moskow. Khususnya terkait penanganan konflik di Ukraina, Eropa khawatir langkah tersebut diambil tanpa konsultasi penuh dengan Kyiv dan tanpa memprioritaskan kepentingan Ukraina.
Sebaliknya, Zelensky menyatakan penolakannya terhadap rencana penarikan pasukan Ukraina dari wilayah Donbas, yang selama ini menjadi pusat pertempuran sengit. Presiden Ukraina menyebut pertemuan di Alaska sebagai “kemenangan” bagi Putin, mengingat lokasi pertemuan di wilayah Amerika Serikat berpeluang melonggarkan sanksisanksi yang selama ini dijatuhkan kepada Rusia.
Perbedaan Sikap Internal Uni Eropa
Terkait dengan posisi Uni Eropa, terdapat perbedaan mencolok terkait sikap sejumlah negara. Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán, yang dikenal sebagai sekutu lama Putin, mengecam pernyataan bersama para pemimpin UE yang menegaskan dukungan terhadap Ukraina. Orbán bahkan menyarankan agar Eropa menggelar KTT sendiri dengan Rusia sebagai alternatif pendekatan, menunjukkan perpecahan sikap dalam blok tersebut terkait penanganan krisis Ukraina.
Harapan Eropa terhadap Konsistensi Kebijakan Trump
Dalam konteks yang lebih luas, Ukraina menuduh Rusia sedang menyiapkan serangan baru di wilayah Donetsk bagian utara. Sementara itu, Uni Eropa berharap Trump tetap konsisten dengan sikap kerasnya sebelumnya terhadap Rusia. Trump sebelumnya menunjukkan ketidaksabaran terhadap Putin yang menolak menyetujui gencatan senjata selama 30 hari. Selain itu, Trump sempat membuka kembali kerja sama intelijen dengan Ukraina dan mengancam akan menjatuhkan sanksi sekunder kepada negaranegara yang tetap membeli minyak Rusia meski sanksi internasional sudah diterapkan.
Meski Donald Trump menyatakan bersedia menyampaikan hasil pembicaraan kepada Uni Eropa, NATO, dan Ukraina, ia juga menegaskan pesimisme terkait kemungkinan Ukraina dapat mengembalikan wilayah yang sudah dikuasai Rusia. Pernyataan tersebut menimbulkan ketidakpastian lebih lanjut mengenai prospek penyelesaian konflik yang berlarut ini.
Peran Strategis Pertemuan TrumpPutin
Pertemuan di Alaska ini dipandang sebagai momen kunci yang dapat mempengaruhi dinamika geopolitik di Eropa dan kawasan sekitar. Uni Eropa, dengan dukungan sebagian besar anggotanya, menyiapkan sikap tegas untuk memastikan Ukraina tidak terpinggirkan dalam negosiasi dan bahwa proses perdamaian yang adil harus mencakup dukungan keamanan yang kuat. Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, keberlangsungan dukungan internasional bagi Ukraina menjadi salah satu kunci stabilitas kawasan.





