Jember, 25 Agustus 2025 – Kabupaten Jember menunjukkan komitmen kuat dalam percepatan penurunan angka stunting melalui berbagai kegiatan dan program inovatif sepanjang bulan Agustus 2025. Beragam inisiatif, mulai dari edukasi masyarakat, rembug stunting, hingga peluncuran program bantuan gizi, dilaksanakan secara terkoordinasi di berbagai kecamatan dan desa. Upaya ini melibatkan sinergi lintas sektor antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat untuk memastikan generasi masa depan Jember yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Gerakan Cegah Stunting: Edukasi dan Dukungan Gizi di Bangsalsari
Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, melalui Puskesmas Sukorejo dan Puskesmas Bangsalsari, bekerja sama dengan Kecamatan Bangsalsari, menggelar Gerakan Cegah Stunting di Aula Desa Sukorejo pada 21 Agustus 2025, . Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting sejak dini sekaligus mendukung implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Acara dihadiri oleh berbagai unsur, termasuk Camat Bangsalsari, Danramil 0824/15, Kepala Puskesmas, perwakilan Dinas Kesehatan, serta ibu hamil dan keluarga balita.
Dalam sambutannya, Plt. Camat Bangsalsari menegaskan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan bangsa. “Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga masa depan bangsa. Maka dari itu, pencegahan harus dilakukan secara terstruktur dan menyeluruh dari tingkat keluarga hingga pemerintah desa” ujarnya. Kegiatan ini dimeriahkan dengan penyerahan cinderamata berupa bingkisan bahan makanan sumber protein kepada ibu hamil dan balita. Terdapat juga sesi edukasi oleh dr. Ramzy Syamlan, Sp.A, dan Ibu Farida Harry A, SST, Gz, dari PERSAGI Jember. Edukasi mencakup literasi gizi dan pemeriksaan kesehatan balita, sebagai bagian dari upaya meningkatkan komitmen pemangku kebijakan dan masyarakat.
PEGAS 2025: Inovasi Bantuan Susu Berkalori Tinggi
Dinas Kesehatan Jember meluncurkan program Pemantauan Gizi Anak Stunting (PEGAS) 2025 pada 15 Agustus 2025 di Hotel Fortuna Grande. Program ini menghadirkan terobosan berupa pemberian susu berkalori tinggi kepada anakanak terindikasi stunting, didukung oleh pendampingan dokter spesialis anak dari tiga rumah sakit daerah, yaitu dr. Nurul Ima Suciwiyati, Sp.A (RSD dr. Soebandi), dr. Mega Nur Purba, Sp.A (RSD Kalisat), dan dr. Natalia Kristianti Nugraheni, Sp.A (RSD Balung). Forum ini dihadiri perwakilan dari 18 Puskesmas prioritas dengan angka stunting tertinggi, seperti Puskesmas Cakru, Ajung, dan Kaliwates.
Ibu Ni Ketut Ardani, Plt. Sekretaris Dinas Kesehatan, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam PEGAS 2025. “Dengan semangat kolaborasi lintas sektor, kita berharap PEGAS 2025 dapat menjadi model program pemantauan gizi yang efektif, berkelanjutan, dan mampu menurunkan angka stunting secara signifikan di Kabupaten Jember,” ujarnya. Diskusi dalam acara ini mencakup evaluasi program gizi, penjadwalan pemberian susu, hingga penanganan kasus alergi susu. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1928/2022 malnutrisi pada balita masih menjadi masalah utama di Indonesia, stunting akibat malnutrisi dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, gangguan kognitif, dan risiko penyakit degeneratif, sehingga inisiatif ini menjadi langkah strategis untuk masa depan anakanak Jember.
Rembug Stunting: Komitmen Desa Seputih dan Sukowono
Pada 21 Agustus 2025, dua desa di Jember, yakni Desa Seputih (Kecamatan Mayang) dan Desa Sukowono (Kecamatan Sukowono), menggelar rembug stunting terintegrasi dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD). Di Desa Seputih, forum dihadiri oleh Muspika Mayang, Kepala Desa, Ketua BPD, bidan desa, kader Posyandu, Baginsa, hingga Bhabinkhamtibmas yang membahas tingginya angka stunting dan dampaknya terhadap kualitas sumber daya manusia. Hasil rembug menghasilkan komitmen untuk menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan lokal, penyuluhan pola asuh, dan perbaikan lingkungan sebagai prioritas RKPD 2026.
Sementara itu, di Desa Sukowono, rembug stunting melibatkan Camat, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan tenaga pendidikan, dengan dukungan penuh dari Ketua TPPKK Kabupaten Jember, Ning Ghyta Eka Puspita. Kepala Desa Sukowono menegaskan perlunya tindakan nyata, seperti peningkatan pelayanan dan edukasi kesehatan rumah tangga. “Kami selaku Pemerintah Desa Sukowono berkomitmen penuh untuk menurunkan angka stunting. Upaya ini tentu tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan kerja sama lintas sektor, mulai dari unsur kesehatan, pendidikan, keamanan, hingga peran aktif masyarakat. Dengan kebersamaan, kami yakin Desa Sukowono dapat melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Rembuk stunting ini bukan hanya rencana di atas kertas, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata di lapangan” ujarnya. Forum ini menghasilkan rekomendasi peningkatan gizi balita dan ibu hamil serta penguatan deteksi dini tumbuh kembang anak.
Sinergi untuk Generasi Sehat
Berbagai kegiatan di bulan Agustus 2025 menunjukkan komitmen kuat Kabupaten Jember dalam menangani stunting secara holistik. Mulai dari edukasi masyarakat melalui GERMAS, inovasi bantuan gizi melalui PEGAS 2025, hingga perencanaan desa yang responsif, semua upaya ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Dengan melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, Jember optimis dapat menekan angka stunting secara signifikan, menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing untuk masa depan yang lebih baik.


