Pelayaran kapal Global Sumud Flotilla (GSF) yang direncanakan berangkat dari Tunisia menuju Jalur Gaza mengalami penundaan akibat kendala teknis pada kapalkapal yang berlayar dari Spanyol. Semula dijadwalkan keberangkatan pada Kamis, 4 September 2025, penundaan ini menggeser waktu pelayaran menjadi Minggu, 7 September 2025.
Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyatakan bahwa kendala teknis tersebut menjadi penyebab utama mundurnya jadwal keberangkatan. “Inilah yang menyebabkan mundurnya pelayaran dari Tunisia,” ujarnya dalam konferensi pers di Golf Royal Hotel, Tunis, pada Kamis, 4 September 2025.
Kapal Kemanusiaan dengan Nama Pahlawan Nasional
Indonesia memberikan kontribusi signifikan dengan mengirimkan lima kapal kemanusiaan dalam pelayaran GSF ini. Kelima kapal tersebut masingmasing diberi nama berdasarkan pahlawan nasional Indonesia, yakni Soekarno, Sultan Hasanuddin, Malahayati, Pati Unus, dan Diponegoro. Husein mengungkapkan harapannya agar namanama besar pahlawan nasional ini menjadi bagian sejarah pelayaran kemanusiaan tersebut.
Peran Pemerintah Indonesia dalam Misi Kemanusiaan
IGPC juga menyerukan peran aktif dari pemerintah Indonesia, terutama melalui KBRI di negaranegara sepanjang Laut Mediterania, untuk melindungi dan mengamankan para relawan yang terlibat dalam misi ini. Dengan keterlibatan puluhan warga negara Indonesia (WNI), perlindungan dan pelayanan dinilai sangat penting demi kelancaran dan keamanan pelayaran.
Saat ini, 60 relawan WNI sudah tiba di Tunisia, dan dari jumlah tersebut, 33 orang direncanakan ikut berlayar menuju Gaza bersama GSF. Relawan ini berasal dari berbagai lembaga kemanusiaan, termasuk INH, Rumah Zakat, Aqsho Working Group, serta tim medis. Selain itu, terdapat juga influencers, artis, dan jurnalis dari berbagai media massa, di antaranya reporter Iqbal Himawan dan juru kamera Metro TV, Yahdin Syafrial.
Dukungan dari Duta Besar RI untuk Tunisia
Duta Besar RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, menegaskan dukungannya terhadap misi Indonesia Global Peace Convoy dalam pelayaran bersama GSF. Dalam kesempatan bertemu dengan para jurnalis di Wisma KBRI Tunisia, dia menyatakan kesiapan koordinasi dengan para duta besar di negaranegara tetangga Israel dan Palestina. “Kami akan berkoordinasi dengan para duta besar kita di negaranegara yang berbatasan Israel dan Palestina untuk melakukan langkahlangkah yang diperlukan dalam menyukseskan misi ini,” ujar Zuhairi.
Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius terhadap misi kemanusiaan yang dilakukan warga negara Indonesia dan komunitas internasional ini. Penundaan pelayaran sekalipun menjadi tantangan yang harus diatasi demi mewujudkan tujuan kemanusiaan di jalur Gaza.
Seiring persiapan ulang pelayaran ini, duta besar dan seluruh pihak yang terlibat berharap keterlibatan aktif pelbagai elemen, baik pemerintah maupun masyarakat sipil, dapat memperkuat upaya bantuan kemanusiaan di kawasan yang selama ini mengalami blokade ketat. Kendala teknis yang terjadi menjadi panggilan bagi semua pihak untuk memastikan kelancaran dan keselamatan misi yang sarat nilai kemanusiaan ini.





