Penemuan arkeologi terbaru di Situs Calio, Soppeng, Sulawesi Selatan, telah mengubah pemahaman para ilmuwan mengenai migrasi manusia purba. Tim gabungan peneliti dari Indonesia dan Australia menemukan artefak batu yang berusia lebih dari satu juta tahun, membuktikan bahwa manusia purba telah mencapai Sulawesi jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Usia Artefak dan Teknik Penanggalan
Setelah penelitian selama hampir dua dekade, pada tahun 2024 para peneliti berhasil mengidentifikasi tujuh artefak batu di situs tersebut. Penanggalan menggunakan metode paleomagnetik dan USESR (UraniumSeries and Electron Spin Resonance) memperkirakan usia artefak antara 1,04 juta hingga 1,48 juta tahun. Temuan ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature pada Juli 2025, menambah bobot akademik yang kredibel terhadap hasil penelitian tersebut.
Membantah Teori Lama Migrasi Manusia Purba
Penemuan di Sulawesi ini menjadi bukti kuat yang mematahkan teori lama mengenai migrasi manusia purba. Teori yang selama ini beredar menyatakan bahwa migrasi manusia purba berakhir di Pulau Jawa, dikenal sebagai teori ‘kuldesak’ atau jalan buntu, karena dianggap tidak mungkin manusia purba mampu menyeberangi laut dalam. Arkeolog Budianto Hakim menegaskan, “Teori lama mengatakan, manusia purba itu ‘kuldesak’ di Jawa, menemukan jalan buntu di Jawa. Alasannya, manusia purba tidak mungkin bisa menyeberangi laut dalam.”
Namun, artefak yang ditemukan di Sulawesi membuktikan sebaliknya: manusia purba mampu mengatasi tantangan lautan dalam untuk mencapai pulau tersebut. Ini mengindikasikan jalur migrasi yang jauh lebih luas dan kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Tekateki Penyeberangan Lautan di Wallacea
Sulawesi berada di dalam wilayah biogeografi Wallacea, yang secara geologis tidak pernah terhubung dengan daratan Asia (Sundaland) maupun Australia (Sahul). Menyeberang laut dalam ini menjadi tantangan tersendiri dalam menafsirkan bagaimana manusia purba dapat sampai di pulau tersebut. Arkeolog Adam Brumm dari Griffith University mengemukakan bahwa ada kemungkinan penyeberangan tersebut terjadi secara tidak sengaja. Ia menjelaskan, “Saya tidak berpikir mereka menggunakan perahu, atau menciptakan alat transportasi air atau sejenisnya. Saya pikir ada kemungkinan mereka secara tidak sengaja hanyut ke laut dari daratan Asia… dengan mengapung di atas vegetasi alami seperti pohon atau semacamnya.”
Hipotesis ini membuka wawasan baru mengenai kemampuan adaptasi dan pergerakan manusia purba dalam kondisi lingkungan yang menantang.
Kemampuan Teknologi Manusia Purba di Sulawesi
Analisis terhadap artefak batu mengungkap teknik pembuatan alat yang cukup canggih dan terampil. Hal ini menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup di Sulawesi sudah memiliki pengetahuan teknis yang baik untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya. Kemampuan ini sangat penting bagi kelangsungan hidup dan adaptasi mereka dalam lingkungan yang berbeda, termasuk kawasan yang berupa pulau dengan tantangan geografis yang unik.
Tantangan dalam Proses Ekskavasi
Proses penggalian di Situs Calio menghadapi kesulitan besar karena lapisan endapan tempat artefak ditemukan sangat keras, bahkan lebih keras dari beton saat ini. Budianto Hakim menjelaskan bahwa hal ini menuntut kehatihatian ekstra agar artefak tidak rusak selama ekskavasi. Meski demikian, keberhasilan penggalian ini menjadi momen penting dalam kajian prasejarah manusia di wilayah Indonesia.
Makna Penemuan bagi Sejarah Migrasi Manusia
Penemuan ini menandai babak baru yang sangat signifikan dalam memahami sejarah manusia purba. Data tersebut menunjukkan migrasi manusia purba lebih kompleks dan adaptif daripada yang selama ini diyakini. Kemampuan mereka untuk menyeberangi laut dalam, meski dengan cara yang mungkin tidak disengaja, membuka perspektif baru tentang kecerdasan dan daya tahan manusia purba dalam menjelajahi wilayah baru.
Kedepannya, temuan di Sulawesi ini diharapkan dapat menginspirasi penelitian lebih lanjut untuk menggali misteri migrasi manusia purba di Wallacea dan wilayah sekitarnya, serta memperluas pengetahuan tentang sejarah awal manusia di Asia Tenggara dan dunia.





