Pemerintah Thailand telah menyerahkan jenazah 12 tentara Kamboja yang tewas dalam bentrokan bersenjata yang terjadi di perbatasan kedua negara. Penyerahan jenazah ini berlangsung di pos perbatasan Chong Sangam di Distrik Phu Sing, Provinsi Si Sa Ket pada Minggu, 27 Juli 2023. Langkah ini diambil setelah intensitas konflik antara Thailand dan Kamboja meningkat, menewaskan lebih dari 35 orang, termasuk warga sipil dan militer.
Berdasarkan laporan dari Thai Enquirer, tindakan penyerahan jenazah tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap semua tentara yang gugur saat bertugas. Laporan mengungkap bahwa pihak militer Thailand menyampaikan bahwa prinsip kemanusiaan tetap diutamakan, tanpa membedakan kebangsaan. Meskipun demikian, hingga saat berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Kamboja terkait pemulangan jenazah tersebut.
Konteks Bentrokan Bersenjata
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja telah lama ada, dengan sengketa perbatasan di sekitar wilayah Provinsi Preah Vihear yang menjadi sumber utama konflik. Insiden terbaru ini terjadi setelah seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas pada 28 Mei lalu. Sejak saat itu, bentrokan bersenjata antara kedua negara meningkat, melibatkan serangan artileri dan pertempuran di berbagai titik di sepanjang perbatasan.
Menurut data resmi pemerintah Thailand, pada puncak bentrokan yang terjadi pada 27 Juli, jumlah korban tewas di pihak Thailand mencapai 22 orang, termasuk 14 warga sipil dan 8 tentara. Sementara di pihak Kamboja, jumlah korban jiwa terkonfirmasi berjumlah 13 orang, dan sekitar 140 lainnya mengalami lukaluka. Konflik ini telah menyebabkan puluhan ribu warga dari kedua sisi perbatasan mengungsi untuk menghindari kekerasan.
Respons Internasional
Dalam upaya untuk mendorong penyelesaian damai, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah meminta kedua negara untuk melakukan gencatan senjata. Dalam salah satu komunikasi, Trump mengungkapkan keprihatinannya dan mendesak kedua belah pihak untuk memulai perundingan. Pernyataan ini mencerminkan perhatian internasional terhadap potensi dampak konflik di kawasan tersebut.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, mengklaim bahwa pasukan Thailand terus memasuki wilayah Kamboja dan melancarkan tembakan artileri, sedangkan juru bicara militer Thailand, Richa Suksuvanon, menyalahkan Kamboja yang mengonis mereka dengan serangan serupa. Pernyataan berbalas ini menunjukkan ketegangan yang tidak kunjung reda antara kedua negara.
Tindak Lanjut Pemulangan Jenazah
Setelah penyerahan jenazah, langkah selanjutnya bagi kedua negara adalah merumuskan pertemuan untuk menyelesaikan sengketa yang ada serta membahas langkahlangkah untuk menghentikan kekerasan. Proses pemulangan jenazah tentara Kamboja ini adalah salah satu langkah simbolis yang diharapkan dapat menandai awal dari dialog yang lebih konstruktif dan berkelanjutan.
Konflik yang berkepanjangan di perbatasan ThailandKamboja mengingatkan kita akan pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan masalah yang bersifat sensitif, seperti sengketa wilayah. Sejumlah pengamat memperkirakan, jika ketegangan ini tidak segera diselesaikan, dampak negative yang lebih luas dapat terjadi, baik dalam konteks keamanan regional maupun stabilitas sosial di perbatasan.
Dengan berlanjutnya pertempuran ini, harapan untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pemimpin kedua negara. Beberapa pihak optimis bahwa dialog akan kembali dibuka pascaserah terimakan jenazah ini, meskipun sejarah ketegangan menunjukkan bahwa upaya ini tidak akan mudah.





